Pengikut

Tampilkan postingan dengan label History. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label History. Tampilkan semua postingan

Kamis, 06 Juni 2013

Kabinet-Kabinet Masa Demokrasi Liberal di Indonesia





1. KABINET NATSIR (6 September 1950 - 21 Maret 1951)

Kabiet ini dilantik pada tanggal 7 September 1950 dengan Mohammad Natsir (Masyumi) sebagai perdana menteri. Kabinet ini merupakan kabinet koalisi yang dipimpin Masyumi, di mana PNI sebagai partai kedua terbesar dalam parlemen tidak turut serta, karena tidak diberi kedudukan yang sesuai.
Kabinet ini merupakan kabinet dimana tokoh-tokoh terkenal duduk di dalamnya, seperti Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Mr. Asaat, Ir. Djuanda, dan Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo, sehingga kabinet ini merupakan Zaken Kabinet.

Program - program dari Kabinet Natsir, di antaranya meliputi :

a. mempersiapkan dan menyelenggarakan pemilihan umum untuk Konstituante.
b. mencapai konsolidasi dan penyempurnaan susunan pemerintahan serta membentuk peralatan negara yang
kuat dan daulat.
c. menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman
d. menyempurnakan organisasi Angkatan perang dan pemulihan bekas - bekas anggota tentara dan gerilya
dalam masyarakat.
e. memperjuangkan penyelesaian soal Irian Barat secepatnya.
f. mengembangkan dan memperkokoh kesatuan ekonomi rakyat sebagai dasar bagi pelaksanaan ekonomi
nasional yang sehat.
g. membantu pembangunan perumahan rakyat serta memperluas usaha - usaha meninggikan derajat
kesehatan dan kecerdasan rakyat

Keberhasilan yang pernah dicapai Kabinet Natsir :

Di bidang ekonomi, ada Sumitro Plan yang mengubah ekonomi kolonial ke ekonomi nasional
Indonesia masuk PBB
Berlangsung perundingan antara Indonesia-Belanda untuk pertama kalinya mengenai masalah Irian Barat.

Kendala/ Masalah yang dihadapi :

Pada penerapan Sumitro Plan, pengusaha nasional diberi bantuan kredit, tetapi bentuan itu diselewengkan
penggunaannya sehingga tidak mencapai sasaran.
Upaya memperjuangkan masalah Irian Barat dengan Belanda mengalami jalan buntu (kegagalan).
Timbul masalah keamanan dalam negeri yaitu terjadi pemberontakan hampir di seluruh wilayah Indonesia,
seperti Gerakan DI/TII, Gerakan Andi Azis, Gerakan APRA, Gerakan RMS.

Berakhirnya kekuasaan kabinet Natsir :

Penyebab jatuhnya Kabinet Natsir dikarenakan kegagalan Kabinet ini dalam menyelesaikan masalah Irian Barat dan adanya mosi tidak percaya dari PNI menyangkut pencabutan Peraturan Pemerintah mengenai DPRD dan DPRDS. PNI menganggap peraturan pemerintah No. 39 th 1950 mengenai DPRD terlalu menguntungkan Masyumi. Mosi tersebut disetujui parlemen sehingga Kabinet Natsir harus mengembalikan mandatnya kepada Presiden.

2. KABINET SUKIMAN (27 April 1951 - 3 April 1952)

Setelah jatuhnya kabinet Natsir, Presiden Soekarno menunjukan Sidik Djojosukatro (PNI) dan Soekiman Wijosandjojo (Masyumi) sebagai formatur dan berhasil membentuk kabinet koalisi dari Masyumi dan PNI. Kabinet ini terkenal dengan nama Kabinet Sukiman (Masyumi) - Suwirjo (PNI) yang dipimpin oleh Sukiman.

Adapun program-program Kabinet Sukiman sebagai berikut :

a. Bidang keamanan, menjalankan tindakan - tindakan yang tegas sebagai negara hukum untuk menjamin
keamanan dan ketentraman.
b. Sosial - ekonomi, mengusahakan kemakmuran rakyat secepatnya dan memperbaruhi hukum agraria agar
sesuai dengan kepentingan petani. Juga mempercepat usaha penempatan bekas pejuang di lapangan usaha.
c. Mempercepat persiapan - persiapan pemilihan umum.
d. Di bidang politik luar negri: menjalankan politik luar negri secara bebas - aktif serta memasukkan Irian
Barat ke dalam wilayah RI secepatnya.
e. Di bidang hukum, menyiapkan undang - undang tentang pengakuan serikat buruh, perjanjian kerja
sama,penetapan upah minimum,dan penyelesaian pertikaian buruh.

Hasil yang dicapai :

Tidak terlalu berarti sebab programnya melanjutkan program Kabinet Natsir. Hanya saja terjadi perubahan skala prioritas dalam pelaksanaan programnya, seperti awalnya program menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman, selanjutnya diprioritaskan untuk menjamin keamanan dan ketentraman.

Kendala/ Masalah yang dihadapi :

Adanya Pertukaran Nota Keuangan antara Mentri Luar Negeri Indonesia Soebardjo dengan Duta Besar
Amerika Serikat Merle Cochran. Mengenai pemberian bantuan ekonomi dan militer dari pemerintah Amerika kepada Indonesia berdasarkan ikatan Mutual Security Act (MSA). Dimana dalam MSA terdapat pembatasan kebebasan politik luar negeri RI karena RI diwajibkan memperhatiakan kepentingan Amerika. Tindakan Sukiman tersebut dipandang telah melanggar politik luar negara Indonesia yang bebas aktif karena lebih condong ke blok barat bahkan dinilai telah memasukkan Indonesia ke dalam blok barat.
Adanya krisis moral yang ditandai dengan munculnya korupsi yang terjadi pada setiap lembaga pemerintahan dan kegemaran akan barang-barang mewah.
Masalah Irian barat belum juga teratasi.
Hubungan Sukiman dengan militer kurang baik tampak dengan kurang tegasnya tindakan pemerintah menghadapi pemberontakan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan.

Berakhirnya kekuasaan kabinet :

Kejatuhan Kabinet Soekiman merupakan akibat dari ditandatanganinya persetujuan bantuan ekonomi dan persenjataan dari Amerika Serikat kepada Indonesia atas dasar Mutual Security Act ( MSA ). Peretujuan ini menimbulkan tafsiran bahwa Indonesia telah memasuki Blok Barat, yang berarti bertentangan dengan prinsip dasar politik luar negri Indonesia yang bebas aktif. Muncul pertentangan dari Masyumi dan PNI atas tindakan Sukiman sehingga mereka menarik dukungannya pada kabinet tersebut. DPR akhirnya menggugat Sukiman dan terpaksa Sukiman harus mengembalikan mandatnya kepada presiden.

3. KABINET WILOPO (3 April 1952 - 3 Juni 1953)

Pada tanggal 1 Maret 1952, Presiden Soekarno menunjukan Sidik Djojosukarto (PNI) dan Prawoto Mangkusasmito (Masyumi) menjadi formatur, namun gagal. Kemudian menunjuk Wilopo dari PNI sebagai formatur. Setelah bekerja selama dua minggu berhasil dibentuk kabinet baru di bawah pimpinan Perdana Mentari Wilopo, sehingga terbentuklah Kabinet Wilopo. Kabinet ini merupakan zaken kabinet yaitu kabinet yang terdiri dari para pakar yang ahli dalam biangnya.

Program Kabinet Wilopo, antara lain :

a. Program dalam negeri : Menyelenggarakan pemilihan umum (konstituante, DPR, dan DPRD),
meningkatkan kemakmuran rakyat, meningkatkan kemakmuran, pendidikan rakyat, dan pemulihan
keamanan.
b. Program luar negeri : Penyelesaian masalah hubungan Indonesia-Belanda, Pengembalian Irian Barat ke
pangkuan Indonesia, serta menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif menuju perdamaian dunia.

Kendala/ Masalah yang dihadapi :

Adanya kondisi krisis ekonomi yang disebabkan karena jatuhnya harga barang-barang eksport Indonesia
sementara kebutuhan impor terus meningkat.
Terjadi defisit kas negara karena penerimaan negara yang berkurang banyak terlebih setelah terjadi penurunana hasil panen sehingga membutuhkan biaya besar untuk mengimport beras.
Munculnya gerakan sparatisme dan sikap provinsialisme yang mengancam keutuhan bangsa. Semua itu disebabkan karena rasa ketidakpuasan akibat alokasi dana dari pusat ke daerah yang tidak seimbang.
Terjadi peristiwa 17 Oktober 1952. Merupakan upaya pemerintah untuk menempatkan TNI sebagai alat sipil sehingga muncul sikap tidak senang dikalangan partai politik sebab dipandang akan membahayakan kedudukannya. Peristiwa ini diperkuat dengan munculnya masalah intern dalam TNI sendiri yang berhubungan dengan kebijakan KSAD A.H Nasution yang ditentang oleh Kolonel Bambang Supeno sehingga ia mengirim petisi mengenai penggantian KSAD kepada menteri pertahanan yang dikirim ke seksi pertahanan parlemen sehingga menimbulkan perdebatan dalam parlemen. Konflik semakin diperparah dengan adanya surat yang menjelekkan kebijakan Kolonel Gatot Subroto dalam memulihkan keamanana di Sulawesi Selatan. Keadaan ini menyebabkan muncul demonstrasi di berbagai daerah menuntut dibubarkannya parlemen. Sementara itu TNI-AD yang dipimpin Nasution menghadap presiden dan menyarankan agar parlemen dibubarkan. Tetapi saran tersebut ditolak. Muncullah mosi tidak percaya dan menuntut diadakan reformasi dan reorganisasi angkatan perang dan mengecam kebijakan KSAD. Inti peristiwa ini adalah gerakan sejumlah perwira angkatan darat guna menekan Sukarno agar membubarkan kabinet.
Munculnya peristiwa Tanjung Morawa mengenai persoalan tanah perkebunan di Sumatera Timur (Deli). Sesuai dengan perjanjian KMB pemerintah mengizinkan pengusaha asing untuk kembali ke Indonesia dan memiliki tanah-tanah perkebunan. Tanah perkebunan di Deli yang telah ditinggalkan pemiliknya selamamasa Jepang telah digarap oleh para petani di Sumatera Utara dan dianggap miliknya. Sehingga padatanggal 16 Maret 1953 muncullah aksi kekerasan untuk mengusir para petani liar Indonesia yang dianggap telah mengerjakan tanah tanpa izin tersebut. Para petani tidak mau pergi sebab telah dihasut oleh PKI. Akibatnya terjadi bentrokan senjata dan beberapa petani terbunuh. Intinya peristiwa Tanjung Morawa merupakan peristiwa bentrokan antara aparat kepolisian dengan para petani liar mengenai persoalan tanah perkebunan di Sumatera Timur (Deli).

Berakhirnya kekuasaan kabinet :

Akibat peristiwa Tanjung Morawa muncullah mosi tidak percaya dari Serikat Tani Indonesia terhadap kabinet Wilopo. Sehingga Wilopo harus mengembalikan mandatnya pada presiden pada tanggal 2 Juni 1953.

4. KABINET ALI SASTROAMIJOYO I (31 Juli 1953 - 12 Agustus 1955)

Setelah mundurnya Kabinet Wilopo, terbentuk kabinet baru, yaitu Kabinet Ali Sastroamidjojo. Kabinet ini merupakan koalisi antara PNI dan NU. Sedangkan, Masyumi menjadi partai oposisi.

Program - program Kabinet Ali Sastroamidjojo I, yaitu :

a. Meningkatkan keamanan dan kemakmuran serta segera menyelenggarakan Pemilu.
b. Pembebasan Irian Barat secepatnya.
c. Pelaksanaan politik bebas-aktif dan peninjauan kembali persetujuan KMB.
d. Penyelesaian Pertikaian politik

Hasil :

Persiapan Pemilihan Umum untuk memilih anggota parlemen yang akan diselenggarakan pada 29
September 1955.
Menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika tahun 1955.

Kendala/ Masalah yang dihadapi :

Menghadapi masalah keamanan di daerah yang belum juga dapat terselesaikan, seperti DI/TII di Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Aceh.
Terjadi peristiwa 27 Juni 1955 suatu peristiwa yang menunjukkan adanya kemelut dalam tubuh TNI-AD. Masalah TNI -AD yang merupakan kelanjutan dari Peristiwa 17 Oktober 1952. Bambang Sugeng sebagai Kepala Staf AD mengajukan permohonan berhenti dan disetujui oleh kabinet. Sebagai gantinya mentri pertahanan menunjuk Kolonel Bambang Utoyo tetapi panglima AD menolak pemimpin baru tersebut karena proses pengangkatannya dianggap tidak menghiraukan norma-norma yang berlaku di lingkungan TNI-AD. Bahkan ketika terjadi upacara pelantikan pada 27 Juni 1955 tidak seorangpun panglima tinggi yang hadir meskipun mereka berada di Jakarta. Wakil KSAD-pun menolak melakukan serah terima dengan KSAD baru.
Keadaan ekonomi yang semakin memburuk, maraknya korupsi, dan inflasi yang menunjukkan gejala membahayakan.
Memudarnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintah.
Munculnya konflik antara PNI dan NU yang menyebabkkan, NU memutuskan untuk menarik kembali menteri-mentrinya pada tanggal 20 Juli 1955 yang diikuti oleh partai lainnya.

Berakhirnya kekuasaan kabinet :

NU menarik dukungan dan menterinya dari kabinet sehingga keretakan dalam kabinetnya inilah yang memaksa Ali harus mengembalikan mandatnya pada presiden.

5. KABINET BURHANUDDIN HARAHAP (12 Agustus 1955 - 3 Maret 1956)

Setelah jatuhnya Kabinet Ali, sebagai gantinya Wakil Presiden Dr. Muh. Hatta menunjuk Mr. Burhanuddin Harahap (Masyumi) sebagai formatir kabinet. Kejadian ini baru pertama kali di Indonesia, formatir kabinet ditunjuk oleh Wakil Presiden sebagai akibat dari kepergian Soekarno naik Haji ke Mekkah. Kabinet ini terbentuk pada tanggal 11 Agustus 1955, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 141 Tahun 1955 tertanggal 11 Agustus 1955 dan mulai bekerja setelah dilantik tanggal 12 Agustus 1955 dengan dipimpin oleh Burhanuddin Harahap.

Kabinet Burhanuddin Harahap adalah merupakan kabinet koalisi yang terdiri atas beberapa partai, bahkan hamper merupakan Kabinet Nasional, sebab jumlah partai yang tergabung dalam koalisi kabinet ini berjumlah 13 partai. Tetapi karena masih ada beberapa partai yang sebagai oposisi tidak duduk dalam kabinet seperti PNI dan beberapa partai lainnya, maka kabinet ini termasuk kabinet koalisi.

Program - program Kabinet Burhanuddin Harahap, yaitu :

a. Mengembalikan kewibawaan pemerintah, yaitu mengembalikan kepercayaan Angkatan Darat dan
masyarakat kepada pemerintah.
b. Melaksanakan pemilihan umum menurut rencana yang sudah ditetapkan dan mempercepat terbentuknya
parlemen baru
c. Masalah desentralisasi, inflasi, pemberantasan korupsi
d. Perjuangan pengembalian Irian Barat
e. Politik Kerjasama Asia-Afrika berdasarkan politik luar negeri bebas aktif.

Hasil :

Penyelenggaraan pemilu pertama yang demokratis pada 29 September 1955 (memilih anggota DPR) dan 15 Desember 1955 (memilih konstituante). Terdapat 70 partai politik yang mendaftar tetapi hanya 27 partai yang lolos seleksi. Menghasilkan 4 partai politik besar yang memperoleh suara terbanyak, yaitu PNI, NU, Masyumi, dan PKI.
Perjuangan Diplomasi Menyelesaikan masalah Irian Barat dengan pembubaran Uni Indonesia-Belanda.
Pemberantasan korupsi dengan menangkap para pejabat tinggi yang dilakukan oleh polisi militer.
Terbinanya hubungan antara Angkatan Darat dengan Kabinet Burhanuddin.
Menyelesaikan masalah peristiwa 27 Juni 1955 dengan mengangkat Kolonel AH Nasution sebagai Staf Angkatan Darat pada 28 Oktober 1955.

Berakhirnya kekuasaan kabinet :

Setelah hasil pemungutan suara diumumkan dan pembagian kursi di DPR diumumkan, maka tanggal 2 Maret 1956, Kabinet Burhanuddin Harahap mengundurkan diri, menyerahkan mandatnya kepada Presiden, untuk dibentuk kabinet baru berdasarkan hasil pemilihan umum. Sebenarnya kabinet ini seandainya terus bekerja tidak apa-apa selagi tidak ada mosi tidak percaya dari parlemen. Tetapi secara Etika politikdemokrasi parlementer, kabinet ini dengan sukarela menyerahkan mandatnya, setelah berhasil melaksanakan Pemilu baik untuk anggota DPR maupun konstit

Jumat, 05 Oktober 2012

About : The Lost City of ATLANTIS


History - The Lost City of Atlantis

Plato started all the hoopla about the lost city of Atlantis.
Plato
Around 350 BC, Plato wrote about a beautiful island in the Atlantic Ocean that went under the ocean waves in one day and one night. It took two books to describe the history and details of this almost magical island. For years people have been looking for this mysterious lost city, Atlantis.

Living In Atlantis

Plato describes the Atlantians as great engineers and architects. There were palaces, harbors, temples and docks. The capital city was built on a hill and surrounded by rings of water, which were joined by tunnels large enough for a ship to sail through. A huge canal connected the outer rings of water to the ocean. On the outskirts of the capital city there were huge fields where farmers grew the city's food. Past the field there were mountains where wealthy villagers lived. Plato goes great detail about the amazing buildings - complete with hot and cold fountains, shared dining halls and stone walls covered with precious metals.

Atlantis - Just A Story?

For over two thousand years the story of Atlantis was just a story. Then, in the late 1800s, an American named Ignatius Donnelly became fascinated with the story and wrote a book called Atlantis, the Antediluvian World, which became a bestseller. Ignatius studied flood history from Egypt to Mexico and believed that Plato was recording an actual natural disaster. Since then, several books have been written about the lost city.

Atlantis - Facts And Fiction

The most believable theory about Atlantis came from the Greek archaeologist Angelos Galanopoulos in the late '60s. He theorized that around 1500 BCE, a massive eruption from a volcano ripped apart the island of Santorini in the Mediterranean and probably wiped out most of the civilization on the Greek islands and regions of Greece. Angelos suggested this disaster is the one that sank Atlantis. If this is so, then he must have his dates wrong - or does he? He reasons that when the story was being translated, the Egyptian symbol for 100 (a coiled rope) was mistaken for the symbol for 1000 (a lotus flower). This changes the date from 9000 years ago to 900 years ago. The only thing wrong with this explanation is that Plato specifically said the city was near the Pillars of Hercules, which are thought to be nowhere near Greece.

Where Could Atlantis Be?

The exact location of the lost city of Atlantis has been questioned by many people, like British Royal Air Force photo interpreter J.M. Allen. He is convinced Atlantis is in Altiplano, near the Andes Mountains, in Bolivia. The famous psychic channeler Edgar Cayce believed the remains would be found off the coast of Florida near Bimini Island. Other people think it's lost somewhere in Central America, the China Sea or Africa. Others believe that Atlantis is nothing more than a myth.
Taken From : http://www.kidzworld.com/article/960-history-the-lost-city-of-atlantis

Kamis, 04 Oktober 2012

Penyebab RUNTUHNYA Kerajaan Sriwijaya


Kerajaan Sriwijaya mengalami puncak kejayaan pada tahun 850 M. Masa kejayaan berlangsung selama pemerintahan Raja Balaputradewa, di mana rakyat hidup tenteram dan makmur. Namun, Kejayaan Sriwijaya mulai surut pada abad ke-11 karena faktor-faktor berikut ini.
a. Setelah Balaputradewa wafat, tidak ada lagi raja yang cakap memerintah.
b. Letak Palembang yang jauh dari laut membuat kapal-kapal tidak mau singgah dan mencari tempat lain untuk berlabuh.
c. Banyak wilayah bawahan yang melepaskan diri, misalnya Jawa Tengah dan Melayu.
d. Serangan dari kerajaan lain, seperti dari Kerajaan Colamandala, India Selatan (1017 M); ekspedisi Pamalayu dari Kerajaan Singasari (1275 M), dan serangan Majapahit (1377 M).
Nah, setelah berdirinya kerajaan Majapahit di Jawa Timur, Kerajaan Sriwijaya sekitar tahun 1377 M tenggelam dan tidak berkuasa lagi. Hal ini berarti berakhir pula riwayat kerajaan bercorak Buddha tertua di Indonesia ini.

Kerajaan Islam Indonesia : ACEH


Kerajaan Aceh berkembang sebagai kerajaan Islam dan mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Secara geografis letak kerajaan Aceh sangat strategis yaitu di Pulau Sumatera bagian utara dan dekat dengan jalur pelayaran perdagangan internasional pada masa itu, yaitu di sekitar Selat Malaka.
1. Kehidupan Politik
Berdasarkan kitab Bustanul’ssalatin yang berisi tentang silsilah sultan-sultan Aceh, yang dikarang oleh Nuruddin ar Raniri tahun 1637 M dan juga berdasarkan berita-berita orang Eropa diketahui bahwa Kerajaan Aceh telah berhasil membebaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Pedir.
Sultan Iskandar Muda memerintah Aceh dari tahun 1607-1636 M. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Aceh mengalami masa kejayaannya. Kerajaan Aceh tumbuh menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas perdagangan Islam, bahkan menjadi bandar transisto yang dapat menghubungkan dengan pedagang Islam di dunia barat.
Untuk mencapai kebesaran kerajaan Aceh, Sultan Iskandar Muda meneruskan perjuangan Aceh dengan menyerang Potugis dan Kerajaan Johor di Semenanjung Malaya. Tujuannya adalah menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka dan menguasai daerah-daerah penghasil lada. Sultan Iskandar Muda juga menolak permintaan Inggris dan Belanda untuk membeli lada di pesisir Sumatera bagian Barat. Di samping itu, Kerajaan Aceh melakukan pendudukan terhadap daerah-daerah seperti Aru, Pahang, Kedah, Perak dan Indragiri, sehingga di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh memiliki kekuasaan yang sangat luas.
Pada masa kekuasaannya terdapat dua orang ahli tasawwuf yang terkenal di Aceh, yaitu Syech Syamsu’ddin bin Abdu’llah a-Samatrani dan Syech Ibrahim as-Syamsi. Setelah Sultan Iskandar Muda wafat tahta Kerajaan Aceh digantikan oleh menantunya yang bergelar Sultan Iskandar Thani.
Penyebab kemunduran Kerajaan Aceh
·    Setelah Sultan Iskandar Muda wafat tahun 1636 tidak ada raja-raja besar yang mampu mengendalikan daerah Aceh yang demikian luas. Di bawah Sultan Iskandar Thani (1637-1641 M), kemunduran itu mulai terasa dan terlebih lagi setelah meninggalnya Sultan Iskandar Thani.
·    Timbulnya pertikaian yang terus-menerus di Aceh antara golongan bangsawan (teuku) dengan golongan ulama (teungku) yang mengakibatkan melemahnya Kerajaan Aceh.
·    Daerah-daerah kekuasaannya banyak yang melepaskan diri seperti Johor, Pahang, Perak, Minangkabau dan Siak.
2. Kehidupan Ekonomi
Dalam masa kejayaannya, perekonomian Aceh berkembang pesat. Daerahnya yang subur banyak menghasilkan lada. Kekuasaan Aceh atas daerah-daerah pantai Timur dan Barat Sumatera menambah jumlah ekspor ladanya. Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di Semenanjung Malaka menyebabkan bertambahnya bahan ekspor penting seperti timah dan lada yang dihasilkan di daerah itu.

FROM : 
http://hasheem.wordpress.com

Rabu, 03 Oktober 2012

Kerajaan Islam Indonesia : GOWA TALLO

a. Letak Kerajaan
Kerajaan Gowa dan Tallo lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Makassar. Kerajaan ini terletak di daerah Sulawesi Selatan. Secara geografis Sulawesi Selatan memiliki posisi yang penting, karena dekat dengan jalur pelayaran perdagangan Nusantara. Bahkan daerah Makassar menjadi pusat persinggahan para pedagang, baik yang berasal dari Indonesia bagian timur maupun para pedagang yang berasal dari daerah Indonesia bagian barat. Dengan letak seperti ini mengakibatkan Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas jalur perdagangan Nusantara.
b. Kehidupan Politik
Perkembangan pesat Kerajaan Makassar tidak terlepas dari raja-raja yang pernah memertntah seperti:
Ra|aAlaudin Dalam abad ke-17 M, agama Islam berkembang cukup pesat di Sulawesi Selatan. Raja Makassar yang pertama memeluk agama Islam bernama Raja Alaudin yang memerintah Makassar dari tahun 1591-1638 M. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Makassar mulai terjun dalam dunia pelayaran-perdagangan (dunia maritim). Perkembangan ini menyebabkan meningkatnya kesejahteraan rakyat Kerajaan Makassar. Namun setelah wafatnya Raja Alauddin, keadaan pemerintahan kerajaan tidak dapat diketahui dengan pasti.
Sultan Hasanuddin Pada masa peme-rintahan Sultan Hasanuddin, Kerajaan Makassar mencapai masa kejayaannya. Dalam waktu yang cukup singkat, Kera¬jaan Makassar telah berhasil menguasai hampir seluruh wilayah Sulawesi Selatan. Cita-cita Sultan Hasanuddin untuk menguasai sepenuhnya jalur perdagang-an Nusantara, mendorong perluasan ke-kuasannya ke kepulauan Nusa Tenggara, seperti Sumbawa dan sebagian Flores. Dengan demikian, seluruh aktivitas pelayaran perdagangan yang melalui Laut Flores harus singgah lebih dulu di ibukota Kerajaan Makassar.
Keadaan seperti itu ditentang oleh Belanda yang memiliki daerah kekuasaan di Maluku dengan pusatnya Ambon. Hubungan Batavia dengan Ambon terhalang oleh kekuasaan Kerajaan Makassar. Pertentangan antara Makassar dan Belanda sering menimbulkan peperangan. Keberanian Sultan Hasanuddin memimpin pasukan Kerajaan Makassar untuk memporak-porandakan pasukan Belanda di Maluku, mengakibatkan Belanda semakin terdesak. Atas keberaniannya, Belanda memberi julukan kepada Sultan Hasanuddin dengan sebutan "Ayam Jantan dari Timur".
Dalam upaya menguasai Kerajaan Makassar, Belanda menjalin hubungan dengan Kerajaan Bone, dengan rajanya Arung Palaka. Dengan bantuan Arung Palaka, pasukan Belanda berhasil mendesak Kerajaan Makassar dan menguasai ibukota kerajaan. Akhimya dilanjutkan dengan Perjanjian Bongaya (1667 M).
Mapasomba Setelah Sultan Hasanuddin turun tahta, ia digantikan oleh putranya yang bernama Mapasomba. Sultan Hasanuddin sangat berharap agar Mapasomba dapat bekerja sama dengan Belanda. Tujuannya agar Kerajaan Makassar tetap dapat bertahan. Ternyata Mapasomba jauh lebih keras dari ayahnya sehingga Belanda mengerahkan pasukan secara besar-besaran untuk menghadapi Mapasomba. Pasukan Mapasomba berhasil di-hancurkan dan ia tidak diketahui nasibnya. Dengan kemenangan itu, akhirnya Belanda berkuasa atas Kerajaan Makassar.

FROM : suwandi-sejarah.blogspot.com

Jumat, 22 Juni 2012

ALAN TURING


Alan Mathison Turing (lahir 23 Juni 1912 – meninggal 7 Juni 1954 pada umur 41 tahun) di Maide Vale, London, Inggris, ia adalah seorang peneliti matematika dan komputer, dan pahlawan perang Inggris.
Dia adalah seorang dari peneliti-peneliti komputer modern digital pertama. Selain itu dia adalah orang pertama yang berpikir menggunakan komputer untuk berbagai keperluan. Dia mengatakan bahwa komputer dapat menjalankan berbagai program.
Dia juga memberikan ide tentang mesin Turing, mesin yang dapat menjalankan sekumpulan perintah.
Turing juga yang mencetuskan tes Turing. Namanya diabadikan dalam nama Penghargaan Turing.
Pada tahun 1936, Alan pergi ke Princeton University di Amerika kemudian kembali ke Inggris pada tahun 1938. Disana ia mulai bekerja secara rahasia sebagai tenaga paruh waktu untuk departemen kriptoanalisis Inggris, Kode Pemerintah dan Sekolah Cypher. Pada saat pecah perang dunia II ia mengambil pekerjaan penuh waktu di kantor pusatnya, Bletchley Park.
Di sini ia memainkan peran penting dalam menguraikan pesan yang dienkripsi oleh mesin Enigma Jerman, yang menyediakan data intelijen penting bagi Sekutu. Dia memimpin sebuah tim yang merancang sebuah mesin yang dikenal sebagai Bombe yang berhasil menterjemahkan pesan Jerman. Dia menjadi tokoh terkenal dan agak eksentrik di Bletchley.
Setelah perang dunia 2 selesai, Alan Turing berubah pikirannya untuk pengembangan mesin yang secara logis akan memproses informasi. Dia bekerja pertama untuk National Physical Laboratory (1945-1948). Rencananya itu ditolak oleh rekan-rekannya dan laboratorium yang diusulakn untuk proyek tersebut kalah untuk menjadi yang pertama merancang sebuah komputer digital.
Pada tahun 1949, ia pergi ke Manchester University di mana dia memimpin laboratorium komputasi dan mengembangkan sebuah mesin yang membantu untuk membentuk dasar-dasar pada bidang kecerdasan buatan. Pada tahun 1951 dia dipilih sebagai salah satu anggota dari Royal Society.
Pada tahun 1952, Turing ditangkap dan diadili atas tindak pidana homoseksualitas. Untuk menghindari penjara, ia menerima suntikan estrogen selama setahun, yang dimaksudkan untuk menetralkan libidonya. Pada masa itu, homoseksual dianggap sebagai sebuah resiko keamanan karena mereka terbuka untuk memeras. Izin keamanan Turing ditarik, berarti dia tidak bisa lagi bekerja untuk GCHQ, penerus pasca-perang untuk Bletchley Park. Hal ini membuatnya bunuh diri pada 7 Juni 1954.

Sabtu, 05 Mei 2012

Tabel Ringkasan LENGKAP Kerajaan Hindhu Budha di Indonesia

Bingung mau belajar apa tentang kerajaan Hindhu Budha di Indonesia? GAMPANG KOK! Download aja file ringkasan buatanku..
Download filenya DI SINI. Selamat belajar! Semoga dapat nilai bagus saat ulangan nanti!

Jumat, 04 Mei 2012

Perlak Kingdom (Kerajaan Perlak)


Perlak adalah kerajaan Islam tertua di Indonesia. Perlak adalah sebuah kerajaan dengan masa pemerintahan cukup panjang. Kerajaan yang berdiri pada tahun 840 ini berakhir pada tahun 1292 karena bergabung dengan Kerajaan Samudra Pasai. Sejak berdiri sampai bergabungnya Perlak dengan Samudra Pasai, terdapat 19 orang raja yang memerintah. Raja yang pertama ialah Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah (225 - 249 H / 840 - 964 M). Sultan bernama asli Saiyid Abdul Aziz pada tanggal 1 Muhharam 225 H dinobatkan menjadi Sultan Kerajaan Perlak. Setelah pengangkatan ini, Bandar Perlak diubah menjadi Bandar Khalifah.

Kerajaan ini mengalami masa jaya pada masa pemerintahan Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat (622-662 H/1225-1263 M).

Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Perlak mengalami kemajuan pesat terutama dalam bidang pendidikan Islam dan perluasan dakwah Islamiah. Sultan mengawinkan dua putrinya: Putri Ganggang Sari (Putri Raihani) dengan Sultan Malikul Saleh dari Samudra Pasai serta Putri Ratna Kumala dengan Raja Tumasik (Singapura sekarang).

Perkawinan ini dengan parameswara Iskandar Syah yang kemudian bergelar Sultan Muhammad Syah.

Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat kemudian digantikan oleh Sultan Makhdum Alaidin Malik Abdul Aziz Syah Johan Berdaulat (662-692 H/1263-1292 M). Inilah sultan terakhir Perlak. Setelah beliau wafat, Perlak disatukan dengan Kerajaan Samudra Pasai dengan raja Muhammad Malikul Dhahir yang adalah Putra Sultan Malikul Saleh dengan Putri Ganggang Sari.

Perlak merupakan kerajaan yang sudah maju. Hal ini terlihat dari adanya mata uang sendiri. Mata uang Perlak yang ditemukan terbuat dari emas (dirham), dari perak (kupang), dan dari tembaga atau kuningan.

Sabtu, 28 April 2012

10 Budaya Asli Indonesia Menurut Brandes


10 BUDAYA ASLI INDONESIA MENURUT BRANDES
·                     Bercocok tanam padi
·                     Mengenal pertunjukan wayang
·                     Mengenal seni gamelan
·                     Pandai membatik
·                     Susunan masyarakat macapat (lapangan,alun-alun,istana,bangunan pemujaan, pasar dan rumah tahanan.
·                     Mengenal alat tukar perdagangan
·                     Membuat barang-barang
·                     Membuat barang-barang logam
·                     Sebagai bangsa bahari
·                     Pengetahuan astronomi
·                     Susunan masyarakat yang teratur.