Pengikut

Tampilkan postingan dengan label Indonesian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indonesian. Tampilkan semua postingan

Minggu, 09 Juni 2013

Contoh Laporan Wawancara "Melati Soes" - BAHASA INDONESIA



LAPORAN WAWANCARA
“Melati Soes”

I.      Latar Belakang

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya
sehingga kami selaku siswa-siswi dari salah satu kelompok wawancara di kelas XI IPA 1 SMAN 3 Semarang, telah melaksanakan kegiatan ini dengan lancar dan sebagaimana mestinya.

Kegiatan wawancara ini merupakan salah satu tugas di bidang mata pelajaran Bahasa Indonesia yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber. Kami memilih topik “Usaha Bakery” oleh karena itu kami mewawancarai salah satu pemilik toko kue yang berada di Jalan Pusponjolo yang bernama toko roti “Melati Soes”

Semoga bermamfaat bagi teman-teman sekalian.

II.    Maksud Dan Tujuan

1.          Memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
2.          Menumbuhkan rasa kerja sama antara anggota kelompok.
3.          Meningkatkan kualitas diri dalam public speaking.
4.          Memahami dan menguasai kegiatan wawancara.
5.          Memperoleh informasi.


III.     Laporan Hasil Wawancara

Narasumber       : Bpk. Sudiyanto. S.E.
Pewawancara     : Jeremi Ferdian, Farida Hasna, Dian Zaki, Halida Rizkina

Hasil Wawancara
Pada hari Sabtu, 22 September 2012, pukul 10.30 kami datan ke toko bakery “Melati Soes”. Kesan pertama kami datang ke tempat ini adalah suasana yang nyaman, sejuk, bersih dan tertata rapi. Tentu saja kami langsung bertemu dengan pemilik toko kue ini, yang bernama Bpk. Sudiyanto dan meminta izin  untuk mewawancarainya. Narasumber ini bersikap ramah kepada kami.

Pertanyaan pembuka:
1.      Apa kabar bapak? Bolehkah kami mewawancarai bapak?
Oh, kabar baik! Tentu saja boleh, kebetulan saya baru datang untuk mengecek keadaan toko ini.

2.      Pak, kalau menurut bapak, bentuk usaha apa yang sedang bapak geluti saat ini?
Saat ini saya sedang menggeluti usaha bakery. Toko ini bernama “Melati Soes”.

3.      Hal apa sih, yang membuat bapak tertarik untuk membuka usaha ini?

Karena di daerah Pusponjolo tidak terlalu banyak toko bakery. Selain itu saya memang dulunya hendak membuka cabang di daerah Pusponjolo.


Pertanyaan Isi:
4.      Sejak kapan toko ini dibuka?
Toko ini di buka semenjak 3,5 tahun yang lalu.

5.      Sebelumnya bapak pernah bekerja dimana, sebelum membuka usaha disini ini?
Dulu, saya bekerja di pabrik es  krim, lalu saya di pindah ke pusat untuk bekerja di pabrik sosis dan daging, setelah itu saya di pindah lagi untuk bekerja di pabrik air minum.

6.      Mengapa bapak memilih untuk berjualan kue soes, tidak usaha yang lain?
Karena, saya dipercayakan oleh PT. Tirta Ratna untuk membuka usaha ini.

7.      Apakah anda akan mempertahankan profesi ini?
Tentu saja, karena saya sudah ditugaskan disini. Selain itu saya juga berusaha untuk mencari pekerjaaan di luar perusahaan ini.

8.      Kalau boleh tahu, berapa modal awal yang anda keluarkan untuk usaha ini?
Modal awal yang di keluarkan sekitar 175 juta rupiah. Diantaranya untuk membeli oven untuk memanggang, kulkas, kasir, menyewa tempat, etalase, dan semua fasilitas yang digunakan untuk berdirinya toko kue ini.

9.      Toko ini buka pukul berapa dan tutup pukul berapa?
Toko ini dimulai dari jam 7 pagi sampai 9 malam.

10.  Berapa macam kue yang di jual disini?
Ada banyak sekali, bisa dilihat pula. Diantaranya kue tart blackforest, tiramisu, cake banana, chesse roll, brownies, cokelat, aneka macam roti, aneka makanan ringan, dan tentunya andalan disini adalah kue Melati Soes.

11.  Kue apa yang sering di beli disini?
Bermacam-macam, tetapi yang paling sering di beli di sini adalah kue ulang tahun.


12.  Rata-rata berapa harga kue yang ada disini?
Rata-rata harga sekitar 5.000 sampai 400.000 rupiah.

13.  Sulit tidak untuk membeli bahan baku untuk kue ini?
Alhamdulillah tidak, karena bahan baku di sini sudah di suplay dari pusat. Jadi apabila kami kekurangan bahan baku, tinggal menghubungi supervisornya saja, dan bahan baku akan langsung dikirim.


14.  Mayoritas siapa sih yang sering membeli kue disini?
Selain ibu rumah tangga, anak-anak sekolah juga sering membeli kue disini.

15.  Dalam sehari, biasanya berapa orang yang datang kesini untuk membeli kue?
Rata-rata 70 orang . Diantaranya ibu-ibu dan anak sekolah. Biasanya anak sekolah yang datang bergerombol sambil melihat-lihat namun hanya beberapa saja yang membeli.

16.  Pernahkah bapak menemukan kesulitan dalam berjualan?
Kesulitan terjadi di awal kami mendirikan toko ini. Dulu toko ini belumlah terkenal, kami pun memperkenalkan kepada banyak orang yang tinggal di sekitar, cerita mengalir dari mulut ke mulut,  dan akhirnya bisa sebesar ini.

17.  Apakah bapak tidak takut tersaingi dengan toko kue yang lain?
Tidak, karena namanya rezeki itu sudah diatur, jadi saya menerima saja. Lagi pula toko ini sudah mempunyai nama sendiri “Melati Soes”. Jadi saya tidak takut lagi untuk tersaingi. Saya juga terus berusaha untuk menciptakan kreasi terbaru dalam bakery.

18.  Kalau boleh tau, apakah pendapatan anda dapat mencukupi kebutuhan keluarga?
Alhamdulilah, Tentu sangat mencukupi.

Pertanyaan penutup:
19.  Pertanyaan terakhir dari kami, apa harapan bapak untuk usaha ini kedepannya?
Harapannya tentu agar kami bisa mengembangkan produk, menciptakan kreasi terbaru, memperluas cabang. Dan membuat toko kue ini menjadi usaha yang tetap laris sampai kapanpun.

20.  Terima kasih bapak, atas kesediaan waktu untuk kami wawancarai!
Sama-sama, saya senang membantu kalian.

RANGKUMAN JAWABAN

Ini adalah rangkuman jawaban narasumber. Kabar narasumber pada waktu itu baik, dan kami diperbolehkan untuk mewawancarai Bapak Soediyanto, beliau baru datang untuk mengecek keadaan toko tersebut. Beliau berkata bahwa ia sedang menggeluti usaha bakery. Tokonya bernama “Melati Soes”. Beliau tertaeik untuk membuka usaha di daerah Pusponjolo karena di daerah tersebut tidak terlalu banyak toko bakery, sehingga beliau membuka cabang di daerah Pusponjolo.
Toko roti ini dibuka semenjak 3,5 tahun yang lalu. Sebelum menggeluti usaha bakery, Bapak Sudiyanto bekerja di pabrik es krim, lalu dipindah ke pusat untuk bekerja di pabrik sosis dan daging, setelah itu beliau dipindah lagi untuk bekerja di pabrik air minum. Beliau memilih berjualan kue soes karena beliau dipercayakan oleh PT. Tirta Ratna untuk membuka usaha ini. Beliau berkata pula bahwa beliau hendak mempertahankan profesi ini karena beliau memang sudah ditugaskan di sana. Selain itu beliau juga berusaha untuk mencari pekerjaan di luar perusahaan ini. Modal awal yang digunakan Bapak Sudiyanto sekitar 175 juta rupiah, diantaranya untuk membeli oven, kulkas, kasir, menyewa tempat, etalase, dan semua fasilitas yang digunakan untuk berdirinya toko tersebut. Toko “Melati Soes” mulai buka dari pukul 7 pagi sampai pukul 9 malam. Macam kue yang dijual di toko tersebut sangatlah banhyak, diantaranya kue tart blackforest, tiramisu, cake banana, chesse roll, brownies, cokelat, aneka macam roti, aneka makanan ringan, dan tentunya andalan disini adalah kue Melati Soes. Kue yang paling dibeli di toko tersebut adalah kue ulang tahun. Harga kue rata-rata sekitar 5.000 sampai 400.000 rupiah. Untuk membeli bahan baku kue tersebut tidaklah sulit, karena bahan baku di sana sudah disuplay dari Bandung. Jadi apabila kami kekurangan bahan baku, tinggal menghubungi supervisornya saja dan bahan baku akan langsung dikirim. Mayoritas yang membeli kue di toko tersebut adalah ibu rumah tangga dan anak-anak sekolah. Beliau berkata bahwa beliau sempat kesulitan berjualan saat awal beliau mendirikan toko ini. Dulu toko itu belumlah terkenal, beliau pun memperkenalkan kepada banyak orang yang tinggal di sekitar, cerita mengalir dari mulut ke mulut,  dan akhirnya bisa sebesar itu. Beliau juga tidak takut tersaingi dengan toko lain, karena sudah mempunyai nama sendiri, “Melati Soes”, jadi beliau tidak takut lagi untuk tersaingi. Beliau juga terus berusaha untuk menciptakan kreasi terbaru dalam bakery. Beliau berkata pula bahwa pendapatan yang diperolehnya dapat mencukupi kebutuhan keluarga.
Harapan beliau untuk usahanya kedepannya adalah agar beliau bisa mengembangkan produk, menciptakan kreasi terbaru, memperluas cabang ke seluruh daerah. Dan membuat toko kue ini menjadi usaha yang tetap laris sampai kapanpun.

IV.  KESIMPULAN
Toko roti “Melati Soes” merupakan toko roti milik bapak Soediyanto di daerah Pusponjolo yang laris dengan menjual berbagai macam roti dan kue yang cocok bagi kalangan muda maupun dewasa.

V.   SARAN
Toko roti ini adalah toko roti yang sangat luar biasa, saya berharap agar kedepannya toko roti ini makin berkembang dan meningkatkan kualitasnya sehingga dapat lebih terkenal dan lebih laris lagi.

Sabtu, 26 Mei 2012

Dongeng Bahasa Indonesia - Jack dan Pohon Kacang


Dahulu, ada seorang ibu dan anak muda yang tinggal di sebuah desa. Anak muda tersebut bernama Jack. Kehidupan mereka tergolong miskin. Harta mereka yang ada hanya seekor sapi, yang lama kelamaan produksi susunya sudah berkurang. Menyadari hal itu, sang ibu pun berencana menjual sapi yang mereka miliki, kemudian uangnya akan dipergunakan untuk membeli gandum. Rencananya, gandum tersebut akan ditanam di ladang dekat rumah mereka.
Keesokan harinya, Jack membawa sapi miliknya ke pasar. Di tengah jalan menuju ke pasar, Jack bertemu dengan seorang kakek. Sang kakek menegurnya,” Hai Jack, maukah engkau menukar sapimu dengan kacang ajaib ini?”. “Apa, menukar sebutir kacang dengan sapiku?” kata Jack terkejut. “Jangan menghina, ya! Ini adalah kacang ajaib. Jika kau menanamnya dan membiarkannya semalam, maka pagi harinya kacang ini akan tumbuh sampai ke langit, kata kakek itu menjelaskan. “Jika begitu baiklah,” jawab Jack.
Sesampainya di rumah, Ibu Jack sangat terkejut dan marah. “Benar-benar bodoh kau! Bagaimana mungkin kita hidup hanya dengan sebutir biji kacang?” Saking marahnya, sang Ibu melempar biji kacang tersebut keluar jendela. Tapi apa yang terjadi keesokan harinya? Ternyata ada pohon raksasa yang tumbuh sampai mencapai langit. “Wah, ternyata benar apa yang dikatakan oleh kakek itu, gumam Jack”. Lalu dengan hati-hati ia langsung memanjat pohon raksasa itu. “Aduh, mengapa tidak sampai juga ke ujung pohon ya?” kata Jack dalam hati.
Tidak berapa lama kemudian, Jack melihat ke bawah. Ia melihat rumah-rumah menjadi sangat kecil. Akhirnya Jack sampai ke awan. Di sana ia bisa melihat sebuah istana raksasa yang mengerikan. “Aku haus dan lapar, mungkin di istana itu aku menemukan makanan,” gumam Jack. Sesampainya di depan pintu istana, ia mengetuknya dengan keras. “Kriek…” pintu yang besar itu terbuka. Ketika ia menengadah, muncul seorang wanita yang besar. “Ada apa nak?”, kata wanita itu. “Selamat pagi, saya haus dan lapar, bolehkah saya minta sedikit makanan?” Wah, kau anak yang sopan sekali. Masuklah! Makan di dalam saja, ya!” kata wanita itu ramah.
Ketika sedang makan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang keras, Duk Duk! Ternyata suami wanita itu yang datang. Ia adalah Raksasa Pemakan Manusia. Dengan cepat wanita itu berkata pada Jack. “Nak, cepatlah sembunyi! Suamiku datang.” “Huaaa…. Aku pulang. Cepat siapkan makan!” teriak raksasa itu. Jack menahan nafas di dalam tungku. Raksasa itu tiba-tiba mencium bau manusia. Lalu ia mengintip ke dalam tungku. Cepat-cepat istrinya berkata,”Itu bau manusia yang kita bakar kemarin. Sudahlah tenang saja. Ini makanannya sudah siap.”
Setelah makan, raksasa mengeluarkan pundi-pundi yang berisi uang emas curiannya, sambil meminum minuman keras. Lalu ia mulai menghitung. Tak berapa lama ia mabuk dan akhirnya tertidur. Melihat hal itu, Jack segera keluar dari persembunyiannya. Sebelum pulang, ia mengambil uang emas hasil curian si raksasa itu sambil berjalan mengendap-endap.
Jack terus menuruni pohon kacang dan akhirnya sampai di rumah. “Ibu… lihatlah emas ini. Mulai sekarang kita jadi orang kaya.” “Tak mungkin kau mendapat uang sebanyak ini dengan mudah. Apa yang kamu lakukan?” Lalu Jack menceritakan semua kejadian pada ibunya. “Kau terlalu berani Jack! Bagaimana jika raksasa itu datang untuk mengambilnya kembali,” kata ibunya dengan kuatir. Semenjak mendapatkan uang emas, tiap harinya Jack hanya bersantai-santai saja dengan uang curiannya. Tidak berapa lama, uang hasil curiannya pun habis. Jack kembali memanjat pohon kacang, untuk menuju ke istana. “Eh kau datang lagi. Ada apa?” kata istri raksasa itu. “Selamat siang Bu. Karena saya belum makan dari pagi, perutku jadi lapar sekali.” Ibu yang baik itu diam saja, tapi ia tetap memberi Jack makan siang. Tiba-tiba…. Duk Duk Duk! Terdengar suara langkah kaki raksasa. Seperti dulu, Jack kembali bersembunyi di tungku.
Setelah masuk ke rumahnya, raksasa itu makan dengan lahapnya. Setelah itu ia meletakkan ayam hasil curiannya ke atas meja sambil berkata, “Ayam, keluarkan telur emasmu.” Lalu ayam itu berkokok, “kukuruyuuk….,” ia mengeluarkan sebutir telur emas. Raksasa merasa puas, ia minum sake sampai akhirnya tertidur. “Telur emas? Wah hebat!” pikir Jack. Diam-diam ia menangkap ayam itu dan cepat-cepat lari pulang ke rumah.
Dengan ayam petelur emasnya, Jack kembali bersantai-santai saja. “Daripaada kau mencuri, lebih baik bekerja di ladang saja”, kata Ibu Jack. Karena tiap hari ayam itu mengeluarkan telur lebih dari seharusnya, ayam itupun mati. Jack kembali lagi ke istana raksasa itu. Dan lagi-lagi ia bersembunyi di tungku, ketika raksasa laki-laki pulang sambil membawa harpa. Sambil minum sake, raksasa berkata,” Hai harpa, mainkan sebuah melodi yang indah.” Keajaiban pun terjadi, harpa itu memainkan sendiri sebuah melodi indah. Lagu itu membuat sang raksasa tertidur.
Jack mempunyai niat mencuri harpa itu. Ia pun mengulurkan tangannya, tapi…”Tuan, ada pencuri…” tiba-tiba harpa itu berteriak. Raksasa itu pun terbangun. Ia segera mengejar Jack yang berlari sambil membawa harpa milik raksasa itu. Raksasa terus mengejar, menuruni pohon kacang. Ketika hampir sampai di bawah, Jack berteriak dengan suara kera. “Ibuu…. Ambilkan kapak dari gudang! cepat! cepat! Betapa terkejutnya sang Ibu melihat sosok raksasa yang datang mengejar Jack, ia gemetar karena amat takut. Begitu turun dari pohon, Jack segera menebang pohon kacang itu dengan kapaknya.
Dengan suara yang keras, pohon kacang rubuh. Raksasa itu pun jatuh ke tanah, dan mati. Ibu sangat lega melihat Jack selamat. Sambil mengangis ia berkata : “Jack, jangan lagi kau melakukan hal yang menyeramkan seperti ini. Betapapun miskinnya kita bekerjalah dengan sungguh-sungguh. Dengan bersyukur kepada Tuhan, pasti kita berdua akan hidup dengan baik.” “Maafkan saya Ibu, mulai sekarang saya akan bekerja dengan sungguh-sungguh, kata Jack pada Ibunya.”
Sejak saat itu, Jack bekerja dengan rajin setiap harinya. Di sebelahnya, harpa memainkan melodi-melodi indah yang menambah semangat kerja Jack. Cerita tentang harpa ajaib telah menyebar ke seluruh pelosok negeri. Pada suatu hari, seorang putri cantik datang mengunjungi Jack. Tidak seperti biasanya, harpa memainkan sebuah melodi indah yang membuat sang Putri terpesona. Lalu harpa bernyanyi : “Kalau Putri dan Jack menikah, akan berbahagia.” Mendengar lagu itu, pipi sang Putri memerah. Akhirnya Jack menikah dengan Putri yang cantik tersebut berkat bantuan harpanya. Sejak saat itu Jack menjadi seorang raja yang suka menolong orang-orang yang kesusahan.
(SELESAI)

Rabu, 09 Mei 2012

Puisi Bahasa Indonesia - BUNDA


Engkau (Bunda)
Engkau mengajariku untuk menahan…
Derasnya tangisan hujan…
Agar selalu bersabar dalam cobaan…
Dan bersimpuh sujud pada 
Tuhan

Engkau sebait doa yang terbentuk…
Menjagaku dari kejahatan waktu…
Menjauhkanku oleh sapuan 
debu
Yang akan membuatku terjatuh…

Engkau inspirasi dalam kehidupan…
Menuntun untuk menyapu rintangan…
Dengan selalu bangun keyakinan…
Dan hati tercipta kesabaran…

Engkau pahlawan segala umur…
Keringat menjadikannya ilmu…
Tangis menjadikannya cahaya petunjuk…
Senja menjadikannya semangat baru…

Engkau sekumpulan awan…
Tak akan menghilang oleh rembulan…
Kasih sayangmu adalah keabadian…
Sampai nanti 
aku telah bernisan…

Engkau tempat berpangku…
Tempat bertahan langkahku…
Tempat berbaginya rindu…
Tempat untuk mengadu…

Engkau (bunda) tiada terhapuskan…
Oleh derasnya terpaan lautan…
Oleh amarah 
bumi pijakan…
Selalu di hatiku tak akan terpisahkan…


Jumat, 04 Mei 2012

Contoh Resensi Buku - Laskar Pelangi


Judul  Buku : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Negara : Indonesia
Bahasa : Indonesia
Genre : Roman
Penertbit : Yogyakarta ; Bentang Pustaka
Tahun Terbit : 2005
Halaman : xxxiv, 529 halaman

Ini adalah kisah heroik kenangan 11 anak Belitong yang tergabung dalam ”Laskar Pelangi”: Syahdan, Lintang, Kucai, Samson, A Kiong, Sahara, Trapani, Harun, Mahar, Flo dan sang penutur cerita – Ikal. Andrea Hirata, yang tak lain adalah Ikal, dengan cerdas mengajak pembaca mengikuti tamasya nostalgia masa kanak-kanak di pedalaman Belitong yang berada dalam kehidupan kontras: kaya dengan tambang timah, tapi rakyatnya tetap miskin dalam kesehariannya.
Ini adalah cerita tentang semangat juang menyala-nyala dari anak-anak kampung Belitong untuk mengubah nasib melalui sekolah, yang harus mereka dapat dengan terengah-engah. Sebagian besar orang tua mereka lebih suka melihat anak-anaknya bekerja membantu orang tua di ladang, atau bekerja menjadi buruh kasar di PN Timah, daripada sekolah yang tak jelas masa depannya.
Derita sekolah itu tergambar jelas ketika SD Muhammadiyah di kampung miskin itu terancam tutup kalau murid baru sekolah itu tidak mencapai 10 orang. kesebelas anak itulah yang telah menyelamatkan masa depan suar pendidikan yang hampir redup digilas ekonomi.
Kesebalas anak itu memiliki keunikan masing-masing. Diantara 11 anak Laskar Pelangi itu, Lintang dan Mahar adalah 2 diantara yang paling menonjol. Lintang jenius dalam bidang eksakta, Mahar ahli di bidang seni budaya. Mereka seolah mewakili otak kanan dan otak kiri manusia. Lintang memiliki semangat juang yang tiada tara dalam belajar. Dia rela menempuh perjalanan dengan kereta angin sejauh 80 km pergi pulang demi dapat memuaskan dahaga ilmu pegetahuan. Saking semangatnya hingga akan tercium karet terbakar dari sepatunya yang aus digerus pedal sepeda. Jika ada aral melintang di jalan dan terlambat sampai sekolah, tiada masalah baginya, asal dapat menyanyikan lagu ”Padamu Negeri” pada akhir jam pelajaran.
Novel Laskar Pelangi penuh dengan taburan wawasan yang luas bak samudra dari penulisnya yang paham betul tentang ilmu eksakta, seni budaya, dan humaniora. Kita akan dibuat tersenyum geli dari humor kecil yang dilontarkannya, terharu dan bahkan menangis ketika membaca kisah heroik kesebelas anak Laskar Pelangi.